Jerzy Dudek Ungkap Cara Mourinho Bangkitkan Semangat Madrid usai Dibantai Barcelona Dulu
beritaterkini99 – Jose Mourinho sempat menjadi saksi saat Real Madrid dibantai oleh rival abadinya, Barcelona, di tahun 2010 lalu. Sang mantan pemain, Jerzy Dudek, membeberkan bagaimana reaksi pria yang kini melatih Manchester United tersebut kala itu.
Sosok yang dulunya berposisi sebagai kiper itu pernah bekerja sama dengan Mourinho di Madrid. Saat pembantaian itu, Dudek hanya mampu menyaksikan perjuangan rekan setimnya dari bangku cadangan.
Laga itu menunjukkan bagaimana seorang Lionel Messi membuat pertahanan Los Merengues kocar-kacir. Bahkan, Sergio Ramos yang merupakan bek Real Madrid sampai harus keluar lapangan lebih dulu lantaran dikartu merah.
Scroll ke bawah untuk membaca informasi selengkapnya.
Pernyataan Mourinho
Dudek menggambarkan bagaimana situasi kacau balau yang terjadi di ruang ganti Real Madrid usai pertandingan. Dan Mourinho, pada saat itu, melontarkan kalimat-kalimat berkelasnya untuk mengangkat moril para pemain.
“Setelah pertandingan, benar-benar kacau. Beberapa dari kami menangis, berdebat, sebagian lainnya hanya menunduk. Lalu Mourinho masuk,” ujar Dudek kepada AS.
“Dia tahu seberapa buruknya itu, tetapi dia melihat kami dan berkata: ‘Saya tahu ini menyakitkan bagi anda. Mungkin sebagian besar dari anda, ini adalah kekalahan terburuk di sepanjang karir. Mereka senang sekarang dan terlihat sudah juara, tetapi mereka hanya menang satu laga. Ini baru permulaan,” tambahnya.
Ahli Psikologi
Demi meningkatkan semangat para pemain, menurut pengakuan Dudek, Mourinho memberikan rehat satu hari kepada para pemain. Hal itu membuatnya yakin bahwa pria asal Portugal tersebut merupakan ahli dalam bidang psikologi.
“‘Jalan untuk juara masih panjang. Besok, saya memberi anda waktu libur sehari. Tetapi jangan tinggai di rumah. Pergilah bersama keluarga, anak, atau teman untuk jalan-jalan. Biarkan orang melihat anda bisa melewati itu. Mungkin orang-orang akan membicarakan kekalahan ini tetapi jangan sembunyi. Anda harus menunjukkan keberanian. Setelah kekalahan ini, kami harus berjuang merebut gelar’,” sambungnya.
“Kami bangkit setelah bencana ini lebih cepat dari yang diduga. Saya pun baru paham bagaimana pentingnya psikologi dalam olahraga. Seberapa banyak yang anda bisa dapat atau kehilangan. Dan Jose Mourinho ahli dalam psikologi,” tutupnya.
Pada akhir musim, Real Madrid hanya mampu finis di peringkat dua klasemen akhir La Liga. Namun pada tahun selanjutnya, Los Merengues berhasil keluar sebagai juara dengan perolehan 100 poin.